Selasa, 28 Agustus 2012

Tradisi Menyambut Masa Dewasa : Antarkan Anak Gadis Ke Pelacuran

posted by: Dunia Andromeda

Gadis ini sebut saja nama samarannya Puja. Usia gadis ini sekitar 13 tahun dan masih bersekolah. Ia amat tertarik dengan tari dan menyanyi. Sambil tertawa, ia melontarkan mimpinya ingin menjadi aktris terkenal suatu saat. Jauh di balik kepolosannya sebagai gadis desa, Puja mempunyai pemikiran maju. Ia adalah gadis pertama di keluarganya yang sekolah, dan bertekad menyelesaikannya. Sedikit gadis dilingkungannya yang mempunyai tekad serupa ini.


Ia tak ingin bernasib seperti Priya, wanita berusia hampir 40 tahun yang dipaksa hidup di persekitaran pelacuran sesaat setelah memasuki masa akil balig. Menjual anak perempuan yang memasuki usia akil balig ke tempat pelacuran menjadi cerita jamak di Daerah Bharatpur, India. Bahkan, menjadi bagian tradisi masyarakat setempat yang dalam bagian ritual upacara menyambut masa akil baligh: Nathni utarna.

Masyarakat melihat tidak ada yang salah bila seorang ayah membawa anak gadisnya ke tempat pelacuran

Upacara itu menjadi penanda seorang gadis siap diantarkan ke perdagangan seks. Siap tidur dengan pelanggan pertamanya.

Sebagian gadis yang melacur

Begitu pula apabila seorang pemuda membawa adiknya ke tempat pelacuran. Bagi mereka ini adalah tradisi turun temurun.

Tradisi itu bermula dari budaya devdasi, yang bermaksud persembahan untuk Tuhan. Anak-anak perempuan dijadikan sebagai pekerja seksual atas nama agama. Hanya, tradisi yang awalnya sebagai wujud persembahan keagamaan kini telah menjelma menjadi ladang mencari uang untuk mendapatkan kehidupan yang layak.

Plan India, sebuah institusi sosial terus berusaha untuk menghapuskan tradisi tersebut. "Banyak wanita di pusat rehabilitasi memastikan bahwa anak-anak perempuan di keluarga mereka tak akan meneruskan tradisi ini," ujar Anil Kapoor, salah satu aktivis Plan India.

Aktivis plan India mengunjungi tempat pelacuran

"Sebuah langkah kecil, tapi arahnya sudah benar. Mengubah pola pikir wanita di pedesaan adalah kuncinya," ujarnya. "Sekarang, ketika wanita-wanita sudah mempunyai pemikiran dan tekad sendiri melawan pelacuran, saya optimis tradisi itu bisa dienyahkan."

Plan India berkecimpung dalam perlindungan anak-anak perempuan yang belum terjerumus ke dalam pelacuran. Sebab, mereka yang sudah terlanjur masuk ke dalam dunia laknat tersebut umumnya sukar melepaskan diri karena enggan meninggalkan penghasilan yang menjanjikan. "Pendidikan adalah kunci untuk perubahan."


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...