Senin, 26 Desember 2011

Pernikahan Ibas Anak SBY Rp 40 Milyar vs Pernikahan Anak Ahmadinejad Rp 32 Juta ?

posted by: Dunia Andromeda

Pernikahan Ibas putera SBY Rp 40 MILYAR.
Ini jor-joran sekali mengingat menurut berita di bawah, kekayaan SBY “hanya” Rp 7,6 milyar dan Hatta Radjasa Rp 14,8 milyar. Jadi total cuma Rp 22,4 milyar. Apalagi menurut Sudi Silalahi, biaya pernikahan tersebut dari kantong SBY sendiri.


Pernikahan anak Ahmadinejad hanya Rp 32 juta. Kurang dari 1/100 biaya pernikahan Ibas:
http://www.pelitaonline.com/read/politik/internasional/16/10277/lain-presiden-sby-lain-presiden-ahmadinejad
”Berikanlah hartamu kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros.Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” [Al Israa’:26-27]
Padahal Iran itu jauh lebih kaya daripada Indonesia. GNP/Capita Iran urutan 69 dengan angka 11.380. Sementara Indonesia di urutan 117 (dari 180 negara) dengan angka 4.170. Itu pun pendapatan rakyat Indonesia tidak segitu karena perekonomian dan kekayaan alam Indonesia sebagian besar dikuasai asing. Soalnya jika benar, maka rata2 pendapatan 1 keluarga dgn 2 anak di Indonesia Rp 16 juta/bulan….
Sebetulnya mayoritas rakyat Indonesia yang miskin muak dengan kemewahan dan pemborosan yang dilakukan oleh para pejabat. Kita lebih senang jika para pejabat bisa menunjukkan contoh gaya hidup sederhana yang benar ketimbang bermewah-mewahan dan jor-joran.
Jika total harta SBY dan Hatta Radjasa Rp 22,4 milyar dan biaya pernikahan Rp 40 milyar, dari mana kekurangan Rp 17, 6 milyar mereka dapatkan?
Bukankah lebih baik mereka cukup menghabiskan Rp 500 juta sehingga mereka masih punya sisa uang Rp 21,9 milyar? Dengan begitu, mereka masih bisa bersedekah/membantu rakyatnya.
Mudah-mudahan berita di bawah soal biaya pernikahan Rp 40 milyar ini tidak benar.

Lain Presiden SBY, Lain Presiden Ahmadinejad

Ternyata ada presiden yang menikahkan anaknya dengan sangat sederhana dan bersahaja. Hal ini berbeda sekali dengan upacara pernikahan anak presiden SBY yang menghabiskan dana sebesar Rp 40 Miliar. Padahal Indonesia tidak lebih kaya dari Iran.
Suasana pernikahan anak presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad. (foto: paaduu)
Teheran, PelitaOnline– Siapa yang tidak mengenal Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad. Selain sebagai seorang pemimpin yang sangat berani, ia juga dikenal sebagai pemimpin yang sangat sederhana dan bersahaja.
Kesederhanaan dan kebersahajaannya itu tampak saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan, ia menyumbangkan seluruh karpet istana Iran yang sangat tinggi nilainya kepada masjid di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.
Kesederhanaan dan kebersahajaannya itu tampak juga saat ia menikahkan putranya, Alireza Ahmadinejad tiga tahun yang lalu. Setelah ditelusuri, ternyata pernikahan tersebut hanya menelan biaya 3,5 juta Toman (setara dengan USD 3.500/ Rp 28 Juta). Meski terbilang sederhana, pernikahan ini berlangsung dengan khidmat dan syahdu.
Hal ini sangat berbeda sekali dengan upacara pernikahan anak presiden Indonesia Ibas-Aliyya yang diselenggarakan hari ini (24/11). LSM Bendera mencatat bahwa Biaya pernikahan Ibas-Aliya menghabiskan dana sebesar Rp 12 Miliar. Sementara itu, tabloid Cek dan Ricek melaporkan prosesi pernikahan ini menghabiskan dana sebesar Rp 40 Miliar.
Pernikahan Ibas-Aliya juga berdampak negatif terhadap masyarakat. Pernikahan ini telah merampas hak 300 siswa sekolah alam Cikeas dan SDN 1 Cipanas karena diliburkan, menghilangkan nafkah 1000 pedagang Pasar Cipanas dan 1000 angkutan umum Cipanas serta belasan ribu masyarakat yang akan berbelanja di Pasar Cipanas yang menggunakan angkutan umum.
Hal berbeda akan kita temukan pada pernikahan putra Ahmadinejad sebagaimana dilukiskan oleh Seorang blogger, Javad Matin. Matin melukiskan prosesi pernikahan itu sebagai berikut:
“SAAT itu, pada Rabu malam ketika telepon saya berdering, Saya diundang ke upacara pernikahan sahabat baik saya, Alireza, yang akan berlangsung malam berikutnya.
Saya tahu setiap kali Idul Ghadir (Hari libur Islam di Iran) datang keluarga itu pergi ke beyt [Istana kepresidenan] dan dia akan dinikahkan dengan keponakan syahid Kaveh [tentara Iran, Garda Revolusi, dan anggota Basij yang tewas dalam perang Irak biasa disebut syahid].
Kamis malam pukul sembilan, saya pergi ke istana kepresidenan. Dari luar tempat itu, semua tampak biasa saja, sampai-sampai saya mengira bahwa saya telah datang ke tempat yang salah. Sepertinya pernikahan putra seorang presiden tidak diadakan di sana.
Saya memasuki taman dan sadar bahwa saya harus mematikan telepon. Sekelompok orang berbaris untuk salat. Kemudian saya memasuki aula. Sejumlah meja kosong karena tamu yang duduk sedang pergi untuk melaksanakan salat. Buah-buahan dan kue, sebotol air mineral, beberapa piring dan pisau telah ditata di meja untuk para tamu.
Saya menanyakan keberadaaan “doktor” [sebutan untuk Ahmadinejad dari para pendukungnya karena dia adalah doktor di bidang teknik sipil dan manajemen lalu lintas transportasi]. Saya diberi tahu bahwa dia sedang salat di halaman belakang.
Karena kurangnya ruangan, beberapa tamu pergi menuju halaman belakang. Saya salat bersama, seorang ajudan senior kepresidenan, Mojtaba Samareh Hashemi. Kemudian saya kembali ke aula.
Sang doktor sedang duduk di meja pertama di sebelah ayah pengantin wanita. Setelah bersalaman hangat dengannya dan beberapa pejabat lain, saya duduk di salah satu meja.
Kemudian sang pengantin pria memasuki aula. Dia mengucapkan salam kepada setiap tamu dan duduk di samping doktor dan ayah mempelai wanita, Haj Agha Akbari.
Ketua panitia penyelenggara pernikahan, Mr. Kheirkhah, mengatakan betapa doktor begitu perhatian terhadap resepsi pernikahan ini sampai pada hal-hal yang detailnya. Dia mengatakan bahwa doktor hanya memesan satu jenis makanan dan membayar 3,5 juta toman [sekitar 3.500 dolar / Rp 28 juta] untuk biaya resepsi.
Dia menambahkan bahwa jumlah tamu pria sebanyak 180 orang. Saya hanya melihat sedikit pejabat negara. Saya pernah ke pernikahan pejabat publik sebelumnya dan di sana tidak hanya ada pengeluaran mewah tapi juga banyak menteri dan pejabat negara yang hadir.
Tapi apa yang saya lihat disini benar-benar penuh dengan kesederhanaan. Ini adalah resepsi rakyat, padahal ayah sang pengatin pria adalah orang nomor satu di negeri ini.
Dalam pesta tersebut, aura kesederhanaan sangat terasa di mana-mana. Hal tersebut terbukti dari cara tamu dijamu. Hal ini juga bisa dilihat dari mobil yang digunakan untuk mengantar pengantin dan perjamuan itu sendiri yang sederhana namun lezat dan harum.
Pembawa acara resepsi meledek Alireza tentang subsidi dan 1 juta toman yang akan diterima anaknya kelak, yang membuat doktor tersenyum.
Upacara telah berakhir, tetapi sang doktor dan ayahnya pengantin wanita berdiri di pintu gerbang untuk mengucapkan selamat tinggal kepada para tamu.
Menarik melihat bagaimana sang doktor melayani anak berumur 7-8 tahun yang berteriak “Paman! Paman!” kepadanya. Dia memeluk dan memperlakukannya dengan baik.
Semua orang telah pulang dan sang doktor menuju dapur untuk menyampaikan terima kasih kepada mereka yang bekerja untuk resepsi. Ketika semua orang telah pergi, pengantin pria dan wanita masuk ke mobil mereka tanpa ada formalitas tambahan dan pulang ke rumah dengan keluarga.
Saya menyampaikan selamat kepada sahabat saya, Alireza,sang doktor, keluarganya yang terhormat, dan juga keluarga syahid Mahmoud Kaveh. Semoga mereka memiliki kehidupan yang baik di bawah bayangan Imam Zaman.
Sudah menjadi hak setiap orang untuk melaksanakan pernikahan dengan kemewahan, terlebih lagi menggunakan uang pribadi. Namun, sebagaimana nasihat Ali bin Abi Thalib, seorang pemimpin memiliki kekhususannya tersendiri. Dengan tanggung jawab yang lebih besar, dia harus bisa menyesuaikan dan merasakan kehidupan rakyat terbawah yang dipimpinnya.”
Apakah anda setuju dengan nasihat Imam Ali bin Abi Thalib diatas wahai bapak SBY?

Temuan Baru, Pernikahan Ibas Habiskan Rp 40 Miliar

Pernyataan Sudi yang menyebut dana pernikahan itu dari kantong pribadi SBY terlihat janggal. Alasannya, dana sebesar itu jauh melampaui jumlah harta kekayaan SBY yang dilaporkan pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2009 lalu. Dalam Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) pada 2009, total kekayaan SBY sebesar Rp 7.616.270.204.
Jika pada 2011 ini, biaya pernikahan anaknya saja senilai Rp 40 miliar, lantas dari manakah biaya itu? Mungkinkah harta kekayaan SBY setelah dua tahun memimpin periode kedua ini naik sebesar itu? Dari mana? Kalaupun naik, akankah dia menghabiskan kekayaannya?

Yuk, Mengintip Harta Kekayaan SBY-Boediono

JAKARTA, KOMPAS.com — Selang beberapa bulan saja, harta kekayaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meningkat sekitar Rp 1 miliar, yaitu dari Rp 6.848.049.611 dan 246.389 dollar AS pada 14 Mei 2009 menjadi Rp 7.616.270.204 dan 269.730 dollar AS pada 23 November 2009.
Harta tersebut terdiri dari harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan senilai Rp 2.408.620.000, alat bergerak berupa transportasi senilai Rp 502.500.000, harta bergerak lainnya berupa logam mulia, batu mulia, serta barang seni dan antik Rp 851.150.000, serta giro dan lainnya Rp 3.854.135.204.

Kekayaan Hatta Rajasa Naik dari Rp 9,63 Miliar Jadi Rp 14,8 Miliar

Hatta, yang datang setelah kedua menteri pergi, melaporkan harta kekayaannya sebesar Rp 14,8 miliar. Jumlah itu naik dibandingkan pelaporan pada 4 November 2004 sebesar Rp 9,63 miliar dan dan US $ 10 ribu.
Hatta, yang menjadi sorotan wartawan karena total harta kekayaannya, mengatakan harta tidak bergerak senilai Rp 11,57 miliar yang dia disebutkan atas hasil sendiri diperolehnya saat dia masih aktif menjadi pengusaha pada 1983 hingga 1990-an. “Dan itu uang sah yang saya dapatkan,” kata Hatta.


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...